Senin, 12 November 2012

Imitasi Modifikasi Perbandingan Genetis


PRATIKUM 11
A.    JUDUL :
Imitasi Modifikasi Perbandingan Genetis
B.     TUJUAN :
Melihat adanya penyimpangan dan rasio fenotip yang disebabkan oleh adanya interaksi gen-gen
C.     DASAR TEORI
Mendel dal;am dalam percobaan-percobaannya kadang dapat menegahui bahwa   ada gen-gen yang tidak dominant dan tidak resesif pula. Dengan perkataan lain gen tesebut tidak memperlihatkan sifat dominan sepenuhnya. Akibat keturunan dari perkawinan individu dengan satu sifat beda akan mempunyai sifat antara dari kedua induknya. Sifat demikian itu dinamakan Sifat Intermediet.Mendel membuat persilangan degan mengunakan tanaman mulut singa  (Antirrhinum majus) yang bunganya berwarna merah dan putih. Semua tanaman keturunan F1 berbunga merah muda. Ini berarti bahwa sifat dari kedua induknya ikut mengambil peranan.
Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka didapat tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼ merah : ½ merah muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah membedakan tanaman yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan yang berbunga putih ) dari tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga merah muda).
Apabila tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM) dibiarkan menyerbuk sesamanya atau menyerbuk sendiri, maka keturunannya akan selalu berbunga merah saja.Demikian pula dengan tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga putih (mm) untuk selanjutnya akan selalu menghasilkan keturunan berbunga putih saja. Adapun tanaman F2 heterozigot berbunga merah muda bila dibiarkan menyerbuk sesamanya atau mengadakan penyerbukan sendiri akan selalu menghasilkan keturunan yang memisah dengan perbandingan 1:2:1.
Individu homozigot yang selalu menghasilkan keturunan tetap (tidak memisah) dinamakan galur murni. Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang berbeda satu sifat missal Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) berbunga merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka terjadilah F1 yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida ini bukan homozigot lagi,melainkan suatu heterozigot.Jika tanaman F1 ini kita biarkan mengadakan penyerbukan sendiri, kemudian biji-biji yang dihasilkan itu kita tumbuhkan, maka kita peroleh F2 yang berupa tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana berbanding1:2:1. Maka biji-biji F2 yang berbunga merah itu kiat tumbuhkan, kita peroleh F3 yang berbunga merah. Demikian pula biji-biji dari F2 yang berbunga putih , jika itu kita tumbuhkan kita peroleh F3 yang berbunga putih. Sebaliknya F2, yang berbunga jambon itu menghasilkan F3 yang terdiri atas tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih dalam perbandingan 1:2:1 lagi.Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet antara merah dan putih. Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu monohibrida yang intermediet.
            Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan menggunakan  tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama berkebangsan Australia bernama GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika. Dalam percobaan awal Mendel ia menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat uju silang. Yang mana dalam persilangan monohybrid didapat hasil anakan dengan rasio fenotip 3 : 1. Hali ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel
            Pada manusia diketahui bahwa rambut keriting adalah dominan terhadap rambut yang lurus. Sebagai contoh seorang pria berambut keriting heterozigot menikah dengan wanita yang juga keriting heterozigot. Apabila mereka mempunyai anak, berapakah kemungkinan anaknya berambut lurus? Dengan hokum Mendel dapat dihitung bahwa kemingkinannya 1:4. Apabila mereka mempunyai tiga anak dan semuanya berambut lurus, apakah ini berarti anak itu adalah hasil dari luar pernikahan? Tentu saja tidak, karna hokum Mendel hanya memberikan proporsi gen saja tetapi tidak menentukan alel apa yang terdapat dalam sel telur atau sel sperma yang kemudian menjadi keturunan tersebut di atas.Apakah hasil dari percobaan diatas mengungkapkan bahwa hukum Mendel tidak tepat? Tentu tidak karna jumlah keturunan manusia tidak terlalu banyak, sehingga faktor kebetulan dapat memegang peranan yang sangat penting. Hasil tersebut diatas akan sangan berlainan apabila kita mengamati sekitas seratus pasangan yang bergenotip seperi contoh diatas sekaligus dan menghitung perbandingan anak-anak yang berambut lurus terhadap anak-anak yang berambut keriting dari keseratus pasangan sekaligus.Misalnya kalau setiap pasangan rata-rata mempunyai anak 4 orang, dan ditemukan 95 orang anak yang berambut lurus,apakah kekurangan 5 orang berambut lurus sudah membuktikan bahwa hokum Mendel tidak tepat? Dalam hal ini analisis statistikmerupaka salah satu alat yang tepat untuk menjawab permasalahan ini.
            Dalam suatu percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistic tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis Chi-squrae.
            Peluang menyangut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Dalam ilmu fenetika ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hokum peluang. Rasio persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominant penuh.Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak esuai dengan teori.Kita dapat menguji penyimpangan ini dengan uji
Chi-square degan rumus sebagai berikut:
 X 2 = ∑ (O.E)2 : E
Keterangan :
        X2 = Chi Quadrat
       O = Nilai pengamatan
       E = Nilai harapan
       ∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai)

            Metode chi kuadrat adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan denganh hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu.
Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiw alain.Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar mingimpang dari nisbah yang diharapkan,tidak secra betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas.
D.    ALAT DAN BAHAN
Beberapa buah tongkol jagung (Zea mays) dengan variasi warna pada setiap biji jagungnya.
E.     CARA KERJA
Ø  Mengamati dengan saksama buah tongkol jagung yang memiliki variasi warna
Ø  Menghitung banyaknya biji sesuai warnanya
Ø  Mengisi hasil perhitungan kedalam table
Ø  Melakukan pengujian Chi Kuadrat (X2)
Ø  Menentukan interaksi gen yang didapatkan
Ø  Hasil pengamatan dan pengujian berupa tabel serta % yang diperoleh mendekati kebenaran atau tidak.
F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 interaksi gen pada jagung hasil kelompok
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu tua
172
12
kuning
46
3
hitam
17
1
Jumlah
235
16

Tabel 2 hasil kelompok 1
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu
124
9
Hitam
26
3
Kuning
45
4
Jumlah
195
16

Table 3 hasil kelompok 2
Warna
Banyaknya
Ratio yang diharapkan
Merah
20
1
Putih
301
15
Jumlah
321
16

Tabel 4 hasil kelompok 3
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu 
139
12
Hitam
50
3
Putih
20
1
Jumlah
209
16


Tabel 5 hasil kelompok 4
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu
114
9
Putih
22
3
Hitam
24
4
Jumlah
160
16


Tabel 6 hasil kelompok 5
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Kuning
150
9
Ungu tua
89
3
Ungu muda
67
4
Jumlah
306
16

Tabel 7 hasil kelompok 6
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Kuning
119
12
Coklat
94
3
Ungu
57
1
Jumlah
270
16



Tabel 8 hasil kelompok 8
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu
186
9
Putih
11
3
Hitam
13
4
Jumlah
210
16

Tabel 9 hasil kelompok 9
Warna
Banyaknya
Ratio yang diharapkan
Kuning
199
9
Coklat
138
7
Jumlah
337
16

G.    PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tabel dapat dilihat suatu tanaman jagung menghasillkan perbandingan warna biji yang berbeda yaitu ungu : hitam : kuning = 172 : 46 : 17, sedangkan rasio yang diharapkan adalah 12 : 3 :1  Untuk mengetahui apakah hasil pengamatan dapat dianggap sesuai dengan rasio fenotip yang diharapkan maka dapat menggunakan metode chi kuadrat
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu tua
172
12
Kuning
46
3
Hitam
17
1
Jumlah
235
16


Ungu tua
Kuning
Hitam
Jumlah
Diperoleh (o)
172
46
17
235
Diramal (e)
176,2
44,0
14,7

Deviasi (d)
-3,25
2
2,25

 d2
  e
0,06
0,09
0,34


X2     X2 = Σ  (d2) =
                 e
0,49
             dk [2] =
0,70 dan 0,50

Angka 0,49 ini tidak tercantum pada tabel X2, melainkan angka ini terletak antara angka 0,71 dan 1,39. Sedangkan nilai kemungkinan terletak antara 0,70 dan 0,50.
Karena nilai kemungkinan terketak lebih besar dari atau sama dengan 0,05, berarti data yang diperoleh dari percobaan dianggap masih baik karena masih memenuhi perbandingan 12 : 3 : 1 yang merupakan modifikasi dari rasio 1 : 3 : 3 : 1 menurut Hukum Mendel.
Tabel hasil kelompok 1
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu
124
9
Hitam
26
3
Kuning
45
4
Jumlah
195
16


Ungu
Hitam
Kuning
Jumlah
Diperoleh (o)
124
26
45
195
Diramal (e)
109
36
48

Deviasi (d)
15
-10
-3

 d2
  e
2
2,8
0,18


X2     X2 = Σ  (d2) =
                 e
4,98
             dk [2] =
0,10 dan 0,05

Angka 4,98 ini tidak tercantum pada tabel X2, melainkan angka ini terletak antara angka 4,61 dan  5,99. Sedangkan nilai kemungkinan terletak antara 0,10 dan 0,05.
Karena nilai kemungkinan lebih besar dari atau sama dengan 0,05, berarti data yang diperoleh dari percobaan dianggap masih baik karena masih memenuhi perbandingan 9 : 3 : 4 yang merupakan modifikasi dari rasio 9 : 3 : 3 : 1 menurut Hukum Mendel.
Tabel hasil kelompok 2
Warna
Banyaknya
Ratio yang diharapkan
Merah
20
1
Putih
301
15
Jumlah
321
16



Merah
Putih

Jumlah
Diperoleh (0)
20
301

321
Diramal (e)
20
301


Deviasi
0
0


d2
e




X2 =∑  (d2) =   0
                E      
K [2] =

Tabel hasil kelompok 3
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu 
139
12
Hitam
50
3
Putih
20
1
Jumlah
209
16


Ungu
Hitam
Putih
Jumlah
Diperoleh (0)
139
50
20
209
Diramal (e)
156,7
39,1
13,2

Deviasi
17,7
10,9
6,8

d2
e
1,9
3,03
3,5

X2 =∑  (d2) =  1,9 +  3,03 + 3,5  = 8,43
                E         
K [2] =0,01  dan 0,001

Angka 8,43 ini tidak tercantum pada tabel X2, melainkan angka ini terletak antara angka 9,21 dan 13,82 . Sedangkan nilai kemungkinan terletak antara 0,01 dan 0,001.
Karena nilai kemungkinan lebih besar 0,05, berarti data yang diperoleh dari percobaan dianggap tidak baik.
Tabel hasil kelompok 4
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu
114
9
Putih
22
3
Hitam
24
4
Jumlah
160
16


Ungu
Putih
Hitam
Jumlah
Diperoleh (0)
114
22
24
160
Diramal (e)
90
30
40

Deviasi
24
-8
-16

d2
e
6,4
2,13
6,4

X2 =∑  (d2) =  6,4 +  2,13 + 6,4  = 14,93
                E         
K [2] =

Angka 14,93 ini tidak tercantum pada tabel klom tabel  x2 hasil kemungkinan oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari kelompok
4 ini masih kurang baik.
Tabel hasil kelompok 5
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Kuning
150
9
Ungu tua
89
3
Ungu muda
67
4
Jumlah
306
16


Kuning
Ungu tua
Ungu muda
Jumlah
Diperoleh (0)
150
89
67

Diramal (e)
173,8
76,5
57,3

Deviasi
-23,8
12,5
9,6

d2
e
3,25
2,04
1,61

X2 =∑  (d2) =  3,25 +  2,04 + 1,61  = 6,9
                E         
K [2] =  0,05 dan 0,01

Angka 6,9 ini tidak tercantum pada tabel X2, melainkan angka ini terletak antara angka 5,99  dan 9,21 . Sedangkan nilai kemungkinan terletak antara 0,05 dan 0,01.
Karena nilai kemungkinan lebih besar atau sama dengan 0,05, berarti data yang diperoleh dari percobaan dianggap baik
Table kelompok 6
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Kuning
119
12
Coklat
94
3
Ungu
57
1
Jumlah
270
16


Kuning
Coklat
Ungu
Jumlah
Diperoleh (0)
119
94
57
270
Diramal (e)
202
51
17

Deviasi
-83
43
40

d2
e
34,1
36,2
94,1

X2 =∑  (d2) =  34,1 +  36,2 + 94,1  = 164,4
                E         
K [2] =

Angka 164,4 ini tidak tercantum pada tabel klom tabel  x2 hasil kemungkinan oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari kelompok
4 ini masih kurang baik.
Tabel hasil kelompok 8
Warna Biji
Banyak Biji
Rasio Yang Diharapkan
Ungu
186
9
Putih
11
3
Hitam
13
4
Jumlah
210
16


Ungu
Putih
Hitam
Jumlah
Diperoleh (0)
186
11
13
210
Diramal (e)
118,1
39,3
52,4

Deviasi
67,9
-26,3
-42,4

d2
e
39,0
17,6
34,3

X2 =∑  (d2) =  39,0 +  17,6 + 34,4  = 91
                E         
K [2] =

Angka 91 ini tidak tercantum pada tabel klom tabel  x2 hasil kemungkinan oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari kelompok
4 ini masih kurang baik.




Tabel hasil kelompok 9
Warna
Banyaknya
Ratio yang diharapkan
Kuning
199
9
Coklat
138
7
Jumlah
337
16


     Kuning
Coklat

Jumlah
Diperoleh (0)
199
138

337
Diramal (e)
190
147


Deviasi
9
-9


d2
e
0,4
0,5


X2 =∑  (d2) =   0,4 + 0,5 = 0,9
                E      
K [2] = 0,99 dan 0,90

Angka 0,9 ini tidak tercantum pada tabel X2, melainkan angka ini terletak antara angka 0,02  dan 0,21 . Sedangkan nilai kemungkinan terletak antara 0,99 dan 0,90.
Karena nilai kemungkinan lebih besar atau sama dengan 0,05, berarti data yang diperoleh dari percobaan dianggap baik




H.    KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencari suatu hasil penyimpangan maka haru menggunakan rumus Chi-square degan rumus sebagai berikut:
 X 2 = ∑ (O.E)2 : E
I.       JAWABAN TUGAS
Soal!
1.    Satu tongkol jagung terdiri atas 213 biji kuning bernas, dan 312 biji kuning keriput. Bagaimana genotip kedua induknya? Tunjukan dengan skema pola penurunan gen.
2.    Pada epitasi dominan, persilangan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 12 : 3 : 1. Tentukan genotip induk yang menghasilkan keturunan ini.
Jawab:
1.
2. Pada peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1. Peristiwa epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan buah berwarna kuning dan alelnya y yang menyebabkan buah berwarna hijau. Selain itu, ada gen W yang menghalangi pigmentasi dan w yang tidak menghalangi pigmentasi.  Persilangan antara waluh putih (WWYY) dan waluh hijau (wwyy) menghasilkan nisbah fenotipe generasi F2 sebagai berikut. 


                    P  :   WWYY     x      wwyy
                            putih                  hijau
 


                    F1 :                  WwYy

                                            Putih

                    F2 :    9 W-Y-   putih
                             3  W-yy   putih                  putih : kuning : hijau =
                3  wwY-  kuning                 12    :      3     :     1 
1        wwyy  hijau                























DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.A.. 1993. Genetics A Molecular Approach. Department of Biochemistry  And Applicd Molecular, Umist, Manchester: United Kingdom.
Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.
Tjan, Kiauw Nio. 1995. Genetika Dasar (Diktat). Bandung: penerbit ITB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar